Isnin, 21 Disember 2009

4 Racun Hati ... (3)



Nafsu perut adalah termasuk perusak yang amat besar. Nafsu ini pula, yang
menyebabkan Adam dikeluarkan dari Surga. Dari nafsu perut pula, muncul nafsu
kemaluan dan kecenderungan kepada harta benda. Yang akhirnya disusul dengan
berbagai bencana yang banyak. Semua ini berasal dari kebiasaan memenuhi tuntutan
perut.

Sedikit makan itu melembutkan hati, menguatkan daya pikir, serta melemahkan hawa
nafsu dan sifat marah. Sedangkan banyak makan, akan mengakibatkan sebaliknya.

Allah berfirman :

"Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS Al-A'raf: 31)

Dari Miqdam bin Ma'di Karib berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda,

"Janganlah manusia memenuhi sebuah tempat yang lebih buruk dari
perutnya. Cukuplah bagi manusia beberapa suapa (tiga sampai sembilan),
untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa, maka sepertiga
untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk bernafas.(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, shahih)"

Ibnu Abbas berkata,

Allah menghalalkan makan dan minum, selama tidak berlebih-lebihan dan
tidak ada unsur kesombongan.

Berlebihan dalam makan, dapat mengakibatkan banyak hal buruk. Ia menggerakkan
anggota tubuh untuk melakukan maksiat, serta menjadikannya merasa berat untuk taat
dan ibadah. Cukuplah dua hal ini sebagai suatu keburukan.

Dari Utsman bin Za'idah berkata, Sufyan Ats-Tsauri berkirim surat kepadaku:

Apabila engkau ingin badanmu sehat dan ringan tidurmu, maka sedikitkanlah makanmu.

Sebagian salaf berujar,

Sebagian pemuda Bani Israil berta'abud (berpuasa sambil berkhalwat). Bila
telah datang masa berbuka, salah seorang dari mereka berkata, "Jangan
makan banyak-banyak, sehingga minum kalianpun banyak. Lalu tidur kalian
juga banyak, akhirnya kalian banyak merugi."

'Aisyah meriwayatkan, sejak masuk Madinah, keluarga Rasulullah belum pernah merasa
kenyang oleh roti gandum selama tiga hari berturut-turut, sampai beliau wafat. (HR.
Bukhari dan Muslim)

Amir bin Qais berkata,

Berhati-hatilah engkau dari banyak makan. Karena hal itu menyebabkan kerasnya
hati.

Abu Sulaiman Ad-Darimi berkata, "Kunci dunia adalah kenyang, sedangkan kunci
akhirat adalah lapar."

Al-Harits bin Kaladah -salah seorang pakar kedokteran Arab pada masa lalu berkata,

"Menjaga diri dari makanan (melebihi yang diperlukan), merupakan pangkal penyakit.

Al-Harits berkata pula,

Yang membunuh manusia dan membinasakan binatang-binatang buas di dunia ini,
ialah memasukkan makanan di atas makanan sebelum selesai pencernaan.

Ibrahim bin Adham berkata,

Barangsiapa memelihara perutnya, akan terpeliharalah diennya (agamanya). Dan
barangsiapa mampu menguasai rasa laparnya, akan memiliki akhlak yang terpuji.
Sesungguhnya, kemaksiatan kepada Allah itu jauh dari seorang yang lapar dan dekat
dengan seorang yang kenyang.

source* dari http://www.pdf-search-engine.com/tautan-hati-pdf.html
Didownload dari http://www.vbaitullah.or.id
*Disalin dari majalah As-Sunnah 09/VII/1424H hal 21 - 26.

Isnin, 16 November 2009

4 Racun Hati ... (2)



2. Banyak Memandang

Yang dimaksud dengan banyak memandang, yaitu melepaskan pandangan kepada
sesuatu dengan sepenuh mata, dan memandang kepada yang tidak halal untuk
dipandang.
Allah berfirman,

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya"; yang demikian
itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat."

"Katakanlah kepada wanita yang beriman, "Hendaklah mereka menahan
pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah
mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak
dari mereka. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung kedada
mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada
suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-
putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara
mereka, putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera
saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-
budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum
mengerti tentang aurat wanita.

Dan Janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan
yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-
orang yang beriman agar kamu beruntung." (QS An-Nur: 30 - 31)

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah bersabda,

"Telah ditetapkan kepada manusia bagiannya dari perzinahan, ia pasti
melakukan hal itu. Kedua mata, zinanya ialah memandang. Kedua telinga,
zinanya adalah mendengar. Lidah, zinanya adalah berbicara, Tangan,
zinanya adalah memukul (meraba). Kaki, zinanya adalah melangkah.
Hati, berkeinginan dan berangan-angan. Dan yang membenarkan atau
menggagalkan semua itu, adalah kemaluan(HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad.)

Dari Jarir berkata, Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tiba-tiba
(tidak sengaja). Beliau menjawab, "Alihkan pandanganmu."(HR. Muslim, At-Tirmidzi, Ad-Darimi dan Ahmad.)

Berlebihan memandang dengan mata, menimbulkan anggapan indah terhadap apa
yang dipandang dan mepertautkan hati yang memandang kepadanya. Selanjutnya,
terlahirlah berbagai kerusakan dan bencana dalam hatinya, diantaranya:\

1. Pandangan adalah anak panah beracun di antara anak panah Iblis
Barangsiapa menundukkan pandangannya karena Allah, Dia akan memberikan
kepadanya kenikmatan dan kedamaian dalam hatinya, yang ia rasakan sampai
bertemu dengan-Nya.

2. Pandangan merupakan pintu masuk syetan
Sesungguhnya masuknya syetan lewat jalan ini melebihi kecepatan aliran udara ke
ruang hampa. Syetan akan menjadikan wujud yang dipandang seakan-akan indah,
menjadikannya sebagai berhala tautan hati.
Kemudian mengobral janji dan angan-angan. Lalu syetan menyalakan api syahwat,
dan ia lemparkan kayu bakar maksiat. Seseorang tidak mungkin melakukannya
tanpa ada gambaran wujud yang dipandangnya.

3. Pandangan menyibukkan hati, menjadikannya lupa terhadap hal-hal yang
bermanfaat baginya, dan menjadi penghalang antara keduanya.
Akhirnya urusannya pun menjadi kacau. Dia menjadi selalu lalai dan mengakui
hawa nafsunya.

Allah s.w.t berfirman,

"Dan janganlah kamu taat kepada orang yang telah Kami lalaikan
hatinya dari dzikir kepada Kami dan mengikuti hawa nafsunya serta
urusannya kacau-balau." (QS. Al-Kah: 28)

Demikianlah, melepaskan pandangan secara bebas mengakibatkan tiga bencana ini.
Para dokter hati (ulama') bertutur,
Antara mata dan hati ada kaitan yang sangat erat. Bila mata telah rusak
dan hancur, maka hatipun rusak dan hancur. Hati seperti ini, ibarat tempat
sampah yang berisikan segala najis, kotoran dan sisa-sisa yang menjijikkan.
Ia tidak layak dihuni cinta dan ma'rifatullah, tidak akan merasa tenang dan damai bersama Allah, dan tidak akan mau inabah (kembali) kepada Allah.
Yang bersemayam di dalamnya adalah yang berlawanan dengan semua itu.
Membiarkan pandangan lepas adalah maksiat kepada Allah dan dosa, sebagaimana
rmanNya pada Al-Qur'an surat An-Nur ayat 30 dan 31 yang telah disebutkan.

Allah s.w.t berfirman,

"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat, dan apa yang
disembunyikan oleh hati." (QS Al-Mukmin: 19)

Membiarkan pandangan lepas menyebabkan hati menjadi gelap, sebagaimana menahan
pandangan menyebabkan hati bercahaya.
Bila hati telah bersinar, maka seluruh kebaikan dari segala penjuru akan masuk ke
dalamnya. Sebaliknya apabila hati telah gelap, maka berbagai keburukan dan bencana
akan masuk ke dalamnya, dari segala penjuru.

Seorang yang shalih berkata,

Barangsiapa mengisi lahirnya dengan mengikuti sunnah, mengisi batinnya
dengan muraqabah (merasa diawasi Allah), menjaga pandangannya dari
yang diharamkan, menjaga dirinya dari yang syubhat (belum jelas halal
haramnya), dan hanya memakan yang halal, rasatnya tidak akan meleset.

source* dari http://www.pdf-search-engine.com/tautan-hati-pdf.html
Didownload dari http://www.vbaitullah.or.id
*Disalin dari majalah As-Sunnah 09/VII/1424H hal 21 - 26.

Rabu, 4 November 2009

Empat Racun Hati ( 1 ) ....


Hati yang sehat adalah hati yang selamat. Hati yang selamat didefinisikan sebagai hati yang terbebas dari setiap syahwat, keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah, dan dari setiap syubhat, ketidakjelasan yang menyeleweng dari kebenaran.
Maka, barangsiapa menginginkan keselamatan dan kehidupan bagi hatinya, hendaklah
ia membersihkan hatinya dari pengaruh racun-racun itu. Kemudian menjaganya, jangan
sampai ada racun lain yang menggrogotinya.

Adapun jika tanpa sengaja ia mengambil salah satunya, ia mesti bersegera untuk
membuangnya dan menghapus pengaruhnya dengan cara bertaubat, beristighfar dan
mengerjakan amal shalih yang dapat menghapus kesalahan.
Yang dimaksud dengan empat racun hati yaitu:

1. Banyak bicara
2. banyak memandang
3. banyak makan dan minum
4. banyak bergaul dengan sembarang orang

Keempat racun ini merupakan sumber yang paling banyak tersebar, dan paling
berbahaya bagi kehidupan hati.

1. Banyak Bicara


Lidah mempunyai pengaruh yang sangat besar. Keimanan dan kekafiran bisa tampak
melalui lihad (syahadat). Barangsiapa melepaskan tali kendali lidahnya, maka syetanpun akan memperdayanya dari segala penjuru, sehingga menggiringnya menuju tepian jurang, kemudian menjatuhkannya sampai ke dasar.

Dari Mu'adz, dari Rasulullah s.a.w bersabda,

"Dan tiadalah yang menelungkupkan wajah atau batang hidung manusia ke dalam api neraka, melainkan karena ulah lidahnya" (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim)

Banyak ayat Al Qur'an dan sabda Rasulullah serta ucapan salafush shalih yang
memperingatkan kita dari bahaya dan kerusakan lidah.

Diantaranya firman Allah s.w.t,

"Tiadalah suatu perkataan pun yang diucapkannya, melainkan ada di
dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir". (QS Qaf: 18).

Dari Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqa berkata,

"aku bertanya, "Ya Rasulullah, apakah yang paling anda takutkan terhadap
diri saya?" Beliau bersabda, "Ini." sambil memegang lidahnya."(HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Al Hakim dan Ad Darimi)

Dari Uqbah bin Amir berkata,

"Ya Rasulullah, apakah keselamatan itu?" Beliau bersabda, "Peliharalah lidahmu."(HR. At-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Mubarak)

Beliau bersabda pula,

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata
yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah,

"bahwasanya ia mendengar Rasulullah bersabda,
Sesungguhnya, seorang hamba berbicara dengan sebuah pembicaraan yang
jelas (ia anggap biasa); ternyata hal itu membuat ia tergelincir ke dalam api
neraka lebih jauh dari pada jarak timur dan barat." (HR. Bukhari dan
Muslim)

Dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata,

"Demi Allah, tiada tuhan yang pantas disembah selain Dia. Tiada sesuatu
pun yang lebih pantas untuk dipenjara lebih lama, (kecuali) dari lidahku.

Beliau juga berkata,

Wahai lidah, berkatalah yang baik, kamu akan beruntung. Dan Diamlah
dari yang buruk, (maka) kamu akan selamat, sebelum kamu menyesal."

Dari Abu Darda' berkata,

"Berlakulah adil terhadap dua telinga dari lidah. Dijadikan untuk anda
dua telinga dan satu lidah, supaya anda lebih banyak mendengar daripada
berbicara.
Bencana lidah yang paling ringan yaitu berbicara tentang sesuatu yang tidak berfaidah."

source* dari http://www.pdf-search-engine.com/tautan-hati-pdf.html
Didownload dari http://www.vbaitullah.or.id
*Disalin dari majalah As-Sunnah 09/VII/1424H hal 21 - 26.

Sabtu, 31 Oktober 2009

Empat Racun Hati ...



Empat Racun Hati *
Abdullah Shalih Al-Hadrami
27 Juli 2004

Segala puji hanya bagi Allah. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
Rasulullah, keluarganya, para sahabat dan para pengikut yang setia sampai hari kiamat.
Amma ba'du. Allah s.w.t. berfirman,

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabnya". (Al-Isra': 36)

Sesuatu yang paling mulia pada diri manusia ialah hatinya. Peran hati terhadap
seluruh anggota badan, ibarat raja terhadap para prajuritnya. Semua bekerja atas
dasar perintahnya dan tunduk kepadanya. Pada kemudian hari nanti, hati akan ditanya
tentang para prajuritnya. Sebab setiap pemimpin itu bertanggung jawab atas yang
dipimpinnya.

Rasulullah s.a.w. bersabda,

"Ketahuilah, di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, maka baik
pulalah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak, maka rusak pulalah seluruh
tubuh. Ketahuilah, itu adalah hati". (HR. Bukhari dan Muslim)

Abu Hurairah berkata,

Hati adalah raja anggota tubuh. Dan anggota tubuh adalah para
prajuritnya. Apabila raja baik, maka baik pulalah para prajuritnya. Dan
apabila raja busuk, maka busuk pulalah para prajuritnya.

Hati adalah raja. Seluruh tubuh adalah pelaksana semua titahnya yang selalu siap
untuk menerima arahannya. Aktivitasnya tidak dinilai benar, jika tidak diniatkan dan
dimaksudkan oleh sang hati. Pada kemudian hari, hati akan ditanya tentang para
prajuritnya. Sebab setiap pemimpin itu bertanggungjawab atas yang dipimpinnya.
Maka, memperhatikan dan meluruskan hati merupakan perkara yang paling utama
untuk diseriusi oleh orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah. Demikian pula,
dengan mengkaji penyakit-penyakit hati dan metode mengobatinya, merupakan bentuk
ibadah yang utama bagi ahli ibadah.

Perumpamaan hati, ialah seperti sebuah benteng. Sedangkan syetan merupakan
musuh yang hendak masuk ke dalam benteng tersebut, hendak menguasai dan
merebutnya. Benteng tidak akan terlindungi, kecuali dengan menjaga pintu-pintunya.
Orang yang tidak mengetahui pintu-pintu itu, tidak akan bisa menjaganya.
Jadi, seseorang tidak bisa mengusir syetan kecuali dengan mengetahui pintu-pintu
masuk yang dilewati syetan. Pintu-pintu masuk itu adalah sifat-sifat manusia yang
jumlahnya sangat banyak. Dan kami akan menyebutkan empat pintu masuk syetan
yang paling banyak tersebar dan berbahaya.

Ketahuilah, hati dapat rusak sebagaimana halnya badan. Dan setiap kemaksiatan
adalah racun hati. Ia menjadi penyebab sakit dan kehancurannya, memalingkan dari
kebaikan dan menambah parah penyakitnya.

Hati adalah pusat ilmu dan ketaqwaan, cinta dan benci, keragu-raguan dan bencana.
Dialah yang tahu tentang Allah, dan jalan menuju kepadaNya. Dan anggota tubuh ini
tidak lain hanyalah mengikuti dan berkhidmat kepadanya.
Para salaf memperoleh kemenangan yang besar dan sangat unggul. Tidak lain karena
kualitas mereka dalam ibadah-ibadah hati. Keistimewaan mereka dalam hal ini tidak
ada tandingannya.

Abdullah bin Mubarak berkata,

Kulihat dosa-dosa itu mematikan hati
Membinasakannya mengakibatkan kehinaan
Meninggalkan dosa adalah kehidupan bagi hati
Selalu menjauhinya adalah yang terbaik bagi anda.

Allah s.w.t. berfirman,

"(yaitu) pada hari harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang
datang kepada Allah dengan hati yang selamat". (Asy Syu'ara: 88 - 89)

Bersambung....

source* dari http://www.pdf-search-engine.com/tautan-hati-pdf.html
Didownload dari http://www.vbaitullah.or.id
*Disalin dari majalah As-Sunnah 09/VII/1424H hal 21 - 26.

Ahad, 25 Oktober 2009

Tidur Dan Kesan Kepada Kehidupan



Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah bahawa Nabi telah
bersabda:

“Jika salah seorang di antara kamu berasa mengantuk, hendaklah kamu tidur
sehingga hilang rasa mengantuknya. Jika seseorang bersembahyang ketika
mengantuk bermungkinan dia membaca istighfar sedangkan sebenarnya dia
sedang mencaci dirinya sendiri.”

Hadis ini menampakkan tentang kaitan di antara mengantuk dan penurunan kualiti
amal serta produktiviti seseorang.

Kesan Mengantuk Ke Atas Ekonomi Dan Juga Produktiviti

Banyak kes-kes kemalangan dilapurkan berpunca dari mengantuk dan kurang tidur.
Justeru itu kerana kepentingannya, Kerajaan Amerika telah menubuhkan sebuah
yayasan yang bernama Yayasan Tidur Negara (National Sleep Foundation) untuk
mengkaji tentang kesan tidur terhadap produktiviti kerana masalah ketiduran
(insomnia and sleeping problems) telah memberikan banyak kesan negatif kepada
manusia dan ekonominya.

Pada tahun 1995, Jabatan Pengangkutan Amerika telah melaporkan bahawa
100,000 kemalangan di jalan raya dan industri di Amerika adalah berkaitan dengan
masalah tidur yang melibatkan kehilangan 1500 nyawa setahun.
(Dr. Stanley Coren; ‘Sleep Deprivation, Psychosis and Mental Efficiency,’
Psychiatric Times, March 1998)

Suruhanjaya khas untuk mengkaji tentang masalah ketiduran di Amerika telah
melapurkan bahawa masalah ini telah menjejaskan produktiviti dan menyebabkan
kerugian $100 - $150 billion setahun. (Dr. Stanley Coren; Ibid)

Saintis-saintis dari Universiti Chicago telah mendapati bahawa kekurangan tidur
akan menyebabkan gangguan kepada proses pengeluaran hormon, melemahkan kemampuan badan untuk memanfaatkan kabohidrat di dalam badan, dan mengujudkan keadaan yang seakan penyakit kencing manis.

(Rujukan: Tinker Ready (2000); ‘Naps: The Art of snoozing’)

Seseorang yang tidur 3-4 jam kurang daripada kadar tidurnya yang biasa, akan
mudah mengalami tekanan perasaan (stress) dan akan mudah dijangkiti kuman,
disebabkan oleh sistem pertahanannya yang menjadi lemah. Penemuan ini telah
dilapurkan di dalam majalah perubatan ‘Lancet’ pada pada bulan Oktober, 1999.

(Rujukan: Lancet: 'Impact of Sleep on Metabolic & Endocrine Function)

Tidur Dan Kerehatan Yang Berpatutan Adalah Ibadah

Islam adalah satu agama yang seimbang. Ia mementingkan tidur dan kerehatan
agar ibadah dan aktiviti akan dapat dilakukan dengan baik.
Dalam sebuah hadis disebutkan tentang kisah Abu Darda’ yang, di antaranya, tidak
mahu tidur malam kerana ingin melakukan ibadah. Salman, sahabatnya, telah
menegurnya dengan berkata:

“Tuhanmu ada hak ke atasmu, badanmu ada hak ke atasmu dan isterimu ada hak ke
atasmu. Berikan kepada semua ini haknya.” Ketika Nabi mendengar perkataan
Salman, Baginda berkata: “Benarlah Salman.” (Bukhari

Islam tidak hanya menyuruh seseorang itu tidur, malah menekankan bahawa ia
adalah hak badan yang perlu ditunaikan.
Dalam hadis yang lain diceritakan bahawa Baginda Nabi telah memasuki Masjid
dan ternampak seutas tali yang merentangi dua tiang. Selepas bertanya, Baginda
diberitahu bahawa tali itu adalah kepunyaan Zainab agar dia dapat berpaut
kepadanya ketika keletihan melakukan sembahyang. Nabipun terus mengeluarkan
arahan:

“Buka tali ini! Hendaklah salah seorang di antara kamu bersembahyang ketika
dirinya cergas, dan ketika sudah mengantuk hendaklah tidur.” (Bukhari-Muslim)
Semua ini menunjukkan bahawa Islam amat mementingkan produktiviti yang
berkualiti dalam setiap amalan. Ia juga menampakkan tentang perkaitan di antara
produktiviti dan kualiti dengan tahap kecergasan diri seseorang.
Tidur secara yang mansabah adalah merupakan salah satu cara untuk
mengembalikan kecergasan diri.

Sunnah Tidur Tengahari Dan Penemuan Semasa. Tidur

Siang pernah dianggap sebagai salah satu tanda kemalasan. Islam menganggapnya
sebagai suatu kebaikan asalkan seseorang itu tidak berlebih-lebihan dengannya.
Di dalam kitab ‘Misykatul Masabih’ disebutkan tentang salah satu amalan sunnah
yang pernah dilakukan oleh Nabi:
“Tidur yang sedikit di waktu tengahari (qailulah) tidaklah keji. Rasulullah ada
melakukannya.”
Imam Al Ghazali di dalam kitab ‘Ihya Ulumuddin’ telah berkata:
“Hendaklah seseorang tidak meninggalkan tidur di siang hari kerana ianya
membantu ibadah di malam hari sebagaimana sahur membantu puasa di siang hari.
Sebaik-baiknya ialah bangun sebelum gelincir matahari untuk solat zohor.”
Islam mempunyai pandangan tertentu tentang tidur tengahari. Ia dianggap sebagai
sunnah dan bukan sebagai suatu yang keji.

*sumber : E-Book Tazkhirah

Ahad, 11 Oktober 2009

Mengejar seuatu yang tidak pasti...



Hari ini, kian berlalu...
Hari semalam telah berlalu...
Hari kelmarin, telah menjadi sejarah...
Hari esok sesuatu yang tidak pasti...

namun, tatkala memikirkan masa yang kian berlalu ini, hati ini tertanya-tanya kepada sang diri:

hati : kemanakah hala tuju sebenar dirimu

diri : Mengejar cita-cita ku

hati : apakah cita-cita mu?

diri : untuk mengecapi sebuah kejayaan...

hati : kejayaan yang bagaimanakah yang engkau maksudkan wahai diri?

diri : kejayaan yang bisa membuatkan aku menjadi seorang hamba Allah yang beriman,

anak yang soleh, seorang insan yang berguna kepada orang lain...

hati : bisakah kamu memperolehinya wahai diri?

sedangkan diwaktu orang lain berusaha engkau tidur di katil mu...

Disaat Orang lain menyembah Maha Pencipta,engkau hanyut dibuai kelalaian

dunia.

Disaat orang lain mengingati Allah s.w.t,engkau mengingati mahkluk

ciptaan-Nya.

Disaat orang lain mengingati mati,engkau sibuk mengingati dunia.

Disaat orang lain berzikir kepada Allah s.w.t,engkau sibuk mengumpat saudara

mu.

Sewaktu orang lain menjalankan tugas sebagai seorang hamba Allah s.w.t,

engkau hanya melihat tanpa ada rasa sekelumit kesal dan insaf pun.

Adakah engkau mampu mencapai cita-cita engkau dengan keadaan engkau sekarang

ni?

diri : benarkah itu semua yang aku lakukan?

hati : adakah engkau tidak menyedarinya atau engkau sengaja untuk tidak menyedarinya?

diri : entahlah, aku sendiri tidak pasti.

hati : jadi, apa sebenarnya yang engkau cari?

diri : Aku sendiri tidak pasti. Akal sihat ku mengatakan seperti yang aku

cita-citakan. tetapi nafsu ku selalu menyuruh ku mengejar semua yang ada

didepan ku tanpa berfikir panjang, walaupun apa yang aku kejar itu sesuatu

yang tidak pasti.

hati : mengejar sesuatu yang tak pasti itu umpama berjalan di jalan yang gelap

gelita. bila2 masa sahaja kau akan terjatuh.

diri : jadi, bagaimana harus aku lakukan?

hati : Kembalilah kejalan-Nya, selalulah muhasabah diri mu. berilah aku makan selalu

dengan ingatan-ingatan dari Allah s.w.t. Berilah aku makan dengan ilmu yang

bermanfaat. Tanamlah keyakinan yang kukuh didalam diri aku.

diri : Baiklah aku akan cuba kembali. Ya Allah, Engkau tunjukanlah aku jalan yang

lurus, jalan yang kau redhai.Aminnn...

Sabtu, 10 Oktober 2009

Sirah Nabi Muhammad s.a.w. ...(sirah 1)



Ketika cahaya tauhid padam di muka bumi, maka kegelapan yang tebal hampir saja menyelimuti akal. Di sana tidak tersisa orang-orang yang bertauhid kecuali sedikit dari orang-orang yang masih mempertahankan nilai-nilai ajaran tauhid. Maka Allah SWT berkehendak dengan rahmat- Nya yang mulia untuk mengutus seorang rasul yang membawa ajaran langit untuk mengakhiri penderitaan di tengah-tengah kehidupan. Dan ketika malam mencekam, datanglah matahari para nabi. Kedatangan Nabi tersebut sebagai bukti terkabulnya doa Nabi Ibrahim as kekasih Allah SWT, dan sebagai bukti kebenaran berita gembira yang disampaikan oleh Nabi Isa as.

Allah SWT menyampaikan selawatnya kepada Nabi itu, sebagai bentuk rahmat dan keberkahan. Para malaikat pun menyampaikan selawat kepadanya sebagai bentuk pujian dan permintaan ampunan, sedangkan orang-orang mukmin berselawat kepadanya sebagai bentuk penghormatan. Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. al-Azhab: 56)

Sebelumnya Allah SWT mengutus para nabi-Nya sebagai rahmat kepada kaum dan zaman mereka saja, namun Allah SWT mengutus beliau saw sebagai rahmat bagi alam semesta. Beliau Nabi Muhammad saw datang dengan membawa rahmat yang mutlak untuk kaum di zamannya dan untuk seluruh zaman. Allah SWT berfirman, "Dan aku tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta."

Hakikat dakwah para nabi sebelumnya adalah menyebarkan Islam, begitu juga ajaran yang dibawa oleh Nabi yang terakhir adalah Islam. Beliau saw adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muthalib, anak seorang wanita Quraisy. Beliau saw adalah pemimpin anak-anak Nabi Adam as. Beliau saw adalah hamba Allah SWT dan Rasul-Nya, serta rahmat Allah SWT yang dihadiahkan kepada umat manusia.

Beliau saw lahir di tanah Arab. Ketika itu malam gelap, tiba-tiba Abdul Muthalib membayangkan bahawa matahari telah terbit, lalu ia bangun dan ternyata mendapati dirinya di pertengahan malam, keheningan yang luar biasa menyelimuti gurun yang terbentang. Ia menuju pintu khemah, lalu menyaksikan bintang-bintang bersinar di langit, dan dunia tampak di selimuti dengan malam. Ia kembali menutup pintu khemah dan tidur. Belum lama ia dikuasai oleh rasa kantuk yang amat sangat, sehingga ia kembali bermimpi untuk kedua kalinya. Segala sesuatunya tampak jela s kali ini, Sesungguhnya sesuatu yang besar memerintahnya untuk melaksanakan perintah yang sangat penting, "Galilah zamzam!" Dalam mimpinya Abdul Muthalib bertanya: "Apakah itu zamzam?" Kemudian untuk kedua kalinya perintah itu mengatakan bahawa ia diperintahkan untuk menggali zamzam. Belum lama Abdul Muthalib melihat sesuatu yang bersembunyi itu, sehingga ia berdiri di tempat tidurnya dan hatinya berdebar dengan keras. Abdul Muthalib bangkit, lalu ia membuka pintu khemah kemudian pergi ke gurun yang luas. Apakah erti zamzam? Tiba- tiba fikirannya dipenuhi dengan cahaya yang datang dari jauh, bahawa pasti zamzam adalah sebuah sumur, tetapi apa yang diinginkan oleh suara yang datang dalam tidur itu agar ia menggali sumur, di sana tidak ada jawapan selain satu jawapan dari pertanyaan ini, yaitu agar orang- orang yang berhaji dan berkeliling di sekitar Ka'bah dapat meminumnya. Tetapi apa nilai dari sumur itu sendiri, bukankah di sana terdapat banyak sumur yang dapat diminum oleh orang-orang yang berhaji.

Abdul Muthalib duduk di tengah-tengah pasir gurun pada pertengahan malam, ia memikirkan bintang-bintang sembari merenungkan cerita- cerita kuno yang mengatakan tentang sumur yang memancar darinya air sebagai akibat dari pukulan kaki Nabi Ismail as, di sana juga ada cerita yang mengatakan bahawa sumur itu telah binasa sesuai dengan perjalanan zaman.

Matahari terbit di atas gurun Jazirah Arab, Abdul Muthalib keluar menemui orang-orang, dan menceritakan kepada mereka bahawa ia akan menggali sebuah sumur di tempat tertentu, ia menunjukkan ke tempat yang di situ ia diberitahu oleh suara yang ada dalam mimpinya. Orang- orang Quraisy menolaknya, Sesungguhnya tempat yang diisyaratkan oleh Abdul Muthalib terletak di antara dua berhala dari berhala-berhala yang biasa disembah oleh masyarakat setempat, yaitu di antara berhala yang bernama Ashaf dan Nalah. Abdul Muthalib merasa bahawa usahanya sia- sia untuk meyakinkan kaumnya agar mengizinkannya untuk menggali sumur. Mereka mengetahui bahawa Abdul Muthalib tidak mempunyai sesuatu selain hanya seorang anak. bahawasanya ia tidak memiliki anak- anak yang dapat menolong dan memperkuatnya serta melaksanakan keinginan-keinginannya.

Pada saat itu di kawasan negeri Arab dipenuhi dengan kabilah-kabilah yang terjalin suatu ikatan fanatisme atau kesukuan yang kuat dan usaha untuk melindungi keluarga yang sangat menonjol. Akhirnya Abdul Muthalib pergi dalam keadaan sedih, lalu ia berdiri di hadapan Ka'bah dan mengungkapkan suatu nazar kepada Allah SWT. Ia berkata: "Jika aku mendapat sepuluh anak laki-laki, dan mereka menginjak usia dewasa, sehingga mereka mampu melindungiku saat aku menggali sumur Zamzam, maka aku akan menyembelih salah seorang dari mereka di sisi Ka'bah sebagai bentuk korban."

Pintu langit pun terbuka untuk doanya. Belum sampai berlangsung satu tahun, isterinya melahirkan anaknya yang kedua dan setiap tahun ia melahirkan anak laki-laki sampai pada tahun yang ke sembilan, sehingga Abdul Muthalib mempunyai sepuluh anak laki-laki. Kemudian berlalulah zaman dan anak-anak Abdul Muthalib menjadi besar.

Abdul Muthalib akhirnya menjadi seseorang yang memiliki kemampuan. Kemudian Abdul Muthalib berusaha melakukan rencananya yang diisyaratkan dalam mimpinya itu, yaitu ia bersiap-siap untuk mengorbankan salah satu anaknya sebagai bentuk pelaksanaannya dari nazarnya. Maka dilakukanlah undian atas sepuluh anaknya, lalu keluarlah nama anaknya yang paling kecil yaitu Abdullah. Ketika nama anak itu keluar dalam undian, maka orang-orang yang ada disekitarnya berusaha memberontak, mereka mengatakan bahawa mereka tidak akan membiarkan Abdullah disembelih.

Abdullah saat itu terkenal sebagai seseorang yang bersih di kawasan Arab, ia telah dapat menarik simpati masyarakat di sekitarnya. Ia tidak pernah menyakiti seseorang pun. Bahkan ia tidak pernah meninggikan suaranya lebih dari orang lain. Senyuman khas Abdullah terkenal sebagai senyuman yang paling lembut di kawasan Jazirah Arab. Muatan rohaninya demikian jernih, dan hatinya yang mulia menyerupai sebuah kebun di tengah-tengah gurun hati-hati yang keras, oleh kerana itu semua manusia datang kepadanya dan menentang usaha penyembelihannya. Para pembesar Quraisy berkata, "Lebih baik kami menyembelih anak-anak kami daripada ia harus disembelih, dan menjadikan anak-anak kami sebagai tebusan baginya. Kami tidak akan menemukan seseorang pun yang lebih baik dari dia seandainya kami menyembelihnya, pertimbangkanlah kembali masalah itu, dan biarkan kami bertanya kepada dukun."

Abdul Muthalib tampak tidak mampu menghadapi tekanan ini, lalu ia mempertimbangkan kembali apa yang telah ditetapkannya. Kemudian mereka mendatangi seorang dukun. Si dukun berkata: "Berapakah taruhan yang kalian miliki?" Mereka menjawab: "Sepuluh ekor unta." Dukun itu berkata: "Datangkanlah sepuluh unta, lalu lakukanlah kembali undian atasnya dan atas nama Abdullah, jika undian datang padanya, maka tambahlah sepuluh ekor unta lagi, lalu ulangilah terus undian tersebut, demikian hingga tidak keluar lagi nama Abdullah."

Kemudian dilakukanlah undian atas nama Abdullah dan atas sepuluh ekor unta yang besar. Undian itu pun mengeluarkan terus nama Abdullah, hingga Abdul Muthalib menambah sepuluh ekor unta lagi, kemudian lagi- lagi yang keluar nama Abdullah sehingga mereka pun menambah sepuluh ekor unta lagi sampai jumlah unta itu telah mencapai seratus ekor unta. Setelah itu, datanglah nama unta tersebut. Maka saat itu, masyarakat demikian gembiranya sehingga berlinangan air mata, kegembiraan dari mereka kerana melihat Abdullah berhasil diselamatkan. Kemudian disembelihlah seratus ekor unta di sisi Ka'bah, dan mereka membiarkannya di situ sehingga korban itu tidak disentuh oleh seseorang pun dan juga disentuh oleh binatang-binatang buas.

Abdul Muthalib sangat gembira atas keselamatan anaknya, Abdullah. Lalu ia menetapkan untuk menikahkannya dengan gadis terbaik di Jazirah Arab, kemudian ia keluar dengannya pada suatu hari dari Ka'bah ke rumah Wahab, dan di sana ia meminang untuknya Aminah binti Wahab. Kemudian Aminah binti Wahab menikah dengan Abdullah bin Abdul Muthalib, seorang pemuda yang paling mulia dan paling dicintai oleh orang-orang Quraisy.

Dinyalakanlah api-api di gunung-gunung Mekah, agar para musafir dan para tamu mengetahui tempat diadakannya acara tersebut, yaitu acara pernikahan antara Abdullah dan Aminah. Lalu disembelihlah haiwan- haiwan korban, dan manusia dari kalangan orang-orang fakir bahkan binatang-binatang buas dan burung makan darinya. Abdullah tinggal bersama isterinya dua bulan di rumah pernikahan, hingga suatu hari ada khabar bahawa kafilah akan berangkat, lalu Abdullah pun mengikuti kafilah tersebut dan melakukan perjalanan bersama kafilah perdagangan Quraisy menuju Syam, itu adalah kesempatan terakhir yang diperoleh Aminah binti Wahab bersamanya.

...bersambung

*sumber : http://jaipk.perak.gov.my

Jumaat, 9 Oktober 2009

Khutbah Terakhir Rasullallah S.A.W. ...



Kutbah ini disampaikan pada 9 Zulhijah Tahun 10 Hijrah di Lembah Uranah, Gunung Arafah.

Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan. Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu dengarlah dengan teliti kata-kata ku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir di sini pada hari ini.

Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap muslim sebagai amanah suci.

Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak.

Jangan kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi.

Ingatlah bahawa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu.

Allah telah mengharamkan riba, oleh itu segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.

Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu.

Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.

Wahai manusia, sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu, mereka juga mempunyai hak di atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka keatas kamu maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang.

Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik, berlemah lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.

Wahai manusia, dengarkanlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sembahyang lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadan!, dan tunaikan zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ibadat haji sekiranya kamu mampu.

Ketahuilah bahawa setiap muslim adalah saudara kepada muslim yang lain. Kamu semua adalah sama, tidak seorangpun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam taqwa dan beramal soleh.

Ingatlah bahawa kamu akan mengadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.

Wahai manusia, tidak akan ada lagi Nabi dan Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru.

Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kata ku yang telah aku sampaikan kepada kamu.

Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al Quran dan Sunnah ku.

Hendaknya orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dari ku.

Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah ku sampaikan risalah Mu kepada hamba-hambaMU.

*sumber : http://jaipk.perak.gov.my

Nabi Isa a.s dengan orang mabuk cinta ...



Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahawa pada suatu hari Nabi Isa a.s berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun. Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata, "Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat semut Jarrah cintaku kepada-Nya." Berkata Nabi Isa a.s, "Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat Jarrah itu."

Berkata pemuda itu lagi, "Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu Jarrah, maka kamu mintalah untukku setengah berat Jarrah." Oleh kerana keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah, maka Nabi Isa a.s pun berdoa, "Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat Jarrah cintanya kepada-Mu." Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun berlalu dari situ. Selang beberapa lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang di tempat tersebut, dan berkata kepada salah seorang yang berada di situ bahawa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung.

Setelah Nabi Isa a.s mendengat penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah S.W.T, "Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu." Selesai sahaja Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung-ganang dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit.

Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa berkata, "Aku ini Isa a.s."Kemudian Allah S.W.T menurunkan wahyu yang berbunyi, "Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat Jarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya."

Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu.

1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah, tetapi dia mencintai dunia.
2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia ingin mendapat sanjungan dari manusia.
3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya.

Rasulullah S.A.W telah bersabda, "Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima dan lupa kepada yang lima :

1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.
2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.
3. Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq.
4. Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.
5. Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur."

*sumber : http://jaipk.perak.gov.my

Rabu, 7 Oktober 2009

Iblis Datang Mengganggu Ketika Sakaratul Maut ...



Syaitan dan Iblis akan sentiasa mengganggu manusia, bermula dengan memperdayakan manusia dari terjadinya dengan setitik mani hinggalah ke akhir hayat mereka, dan yang paling dahsyat ialah sewaktu akhir hayat iaitu ketika sakaratul maut. Iblis mengganggu manusia sewaktu sakaratul maut disusun menjadi 7 golongan dan rombongan. Hadith Rasulullah SAW. menerangkan:
Yang bermaksud: “Ya Allah aku berlindung dengan Engkau daripada perdayaan syaitan di waktu maut.”

Rombongan 1
Akan datang Iblis dengan banyaknya dengan berbagai rupa yang pelik dan aneh seperti emas, perak dan lain-lain, serta sebagai makanan dan minuman yang lazat-lazat. Maka disebabkan orang yang di dalam sakaratul maut itu di masa hidupnya sangat tamak dan loba kepada barang-barang tersebut, maka diraba dan disentuhnya barangan Iblis itu, di waktu itu nyawanya putus dari tubuh. Inilah yang dikatakan mati yang lalai dan lupa kepada Allah SWT inilah jenis mati fasik dan munafik, ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 2
Akan datang Iblis kepada orang yang didalam sakaratul maut itu merupakan diri sebagai rupa binatang yang di takuti seperti, Harimau, Singa, Ular dan Kala yang berbisa. Maka Apabila yang sedang didalam sakaratul maut itu memandangnya saja kepada binatang itu, maka dia pun meraung dan melompat sekuat hati. Maka seketika itu juga akan putuslah nyawa itu dari badannya, maka matinya itu disebut sebagai mati lalai dan mati dalam keadaan lupa kepada Allah SWT, matinya itu sebagai Fasik dan Munafik dan ke nerakalah tempatnya.

Rombongan 3
Akan datang Iblis mengacau dan memperdayakan orang yang di dalam sakaratul maut itu dengan merupakan dirinya kepada binatang yang menjadi minat kepada orang yang hendak mati itu, kalau orang yang hendak mati itu berminat kepada burung, maka dirupai dengan burung, dan jika dia minat dengan Kuda lumba untuk berjudi, maka dirupakan dengan Kuda lumba (judi). Jika dia minat dengan dengan ayam sabung, maka dirupakan dengan ayam sabung yang cantik. Apabila tangan orang yang hendak mati itu meraba-raba kepada binatang kesayangan itu dan waktu tengah meraba-raba itu dia pun mati, maka matinya itu di dalam golongan yang lalai dan lupa kepada Allah SWT. Matinya itu mati Fasik dan Munafik, maka nerakalah tempatnya.

Rombongan 4
Akan datang Iblis merupakan dirinya sebagai rupa yang paling dibenci oleh orang yang akan mati, seperti musuhnya ketika hidupnya dahulu maka orang yang di dalam sakaratul maut itu akan menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu kepada musuh yang dibencinya itu. Maka sewaktu itulah maut pun datang dan matilah ia sebagai mati Fasik dan Munafik, dan nerakalah tempatnya

Rombongan 5
Akan datang Iblis merupakan dirinya dengan rupa sanak-saudara yang hendak mati itu, seperi ayah ibunya dengan membawa makanan dan minuman, sedangkan orang yang di dalam sakaratul maut itu sangat mengharapkan minuman dan makanan lalu dia pun menghulurkan tangannya untuk mengambil makanan dan minuman yang dibawa oleh si ayah dan si ibu yang dirupai oleh Iblis, berkata dengan rayu-merayu “Wahai anakku inilah sahaja makanan dan bekalan yang kami bawakan untukmu dan berjanjilah bahawa engkau akan menurut kami dan menyembah Tuhan yang kami sembah, supaya kita tidak lagi bercerai dan marilah bersama kami masuk ke dalam syurga.” Maka dia pun sudi mengikut pelawaan itu dengan tanpa berfikir lagi, ketika itu waktu matinya pun sampai maka matilah dia di dalam keadaan kafir, kekal ia di dalam neraka dan terhapuslah semua amal kebajikan semasa hidupnya.

Rombongan 6
Akan datanglah Iblis merupakan dirinya sebagai ulamak-ulamak yang membawa banyak kitab-kitab, lalu berkata ia: “Wahai muridku, lamalah sudah kami menunggu akan dikau, berbagai ceruk telah kami pergi, rupanya kamu sedang sakit di sini, oleh itu kami bawakan kepada kamu doktor dan bomoh bersama dengan ubat untukmu.” Lalu diminumnya ubat, itu maka hilanglah rasa penyakit itu, kemudian penyakit itu datang kembali. Lalu datanglah pula Iblis yang menyerupai ulamak dengan berkata: “Kali ini kami datang kepadamu untuk memberi nasihat agar kamu mati didalam keadaan baik, tahukah kamu bagaimana hakikat Allah?” Berkata orang yang sedang dalam sakaratul maut: “Aku tidak tahu.” Berkata ulamak Iblis: “Ketahuilah, aku ini adalah seorang ulamak yang tinggi dan hebat, baru sahaja kembali dari alam ghaib dan telah mendapat syurga yang tinggi.
Cubalah kamu lihat syurga yang telah disediakan untukmu, kalau kamu hendak mengetahui Zat Allah SWT hendaklah kamu patuh kepada kami.” Ketika itu orang yang dalam sakaratul maut itu pun memandang ke kanan dan ke kiri, dan dilihatnya sanak-saudaranya semuanya berada di dalam kesenangan syurga, (syurga palsu yang dibentangkan oleh Iblis bagi tujuan mengacau orang yang sedang dalam sakaratul maut). Kemudian orang yang sedang dalam sakaratul maut itu bertanya kepada ulamak palsu: “Bagaimanakah Zat Allah?” Iblis merasa gembira apabila jeratnya mengena. Lalu berkata ulamak palsu: “Tunggu, sebentar lagi dinding dan tirai akan dibuka kepadamu.” Apabila tirai dibuka selapis demi selapis tirai yang berwarna warni itu, maka orang yang dalam sakaratul maut itu pun dapat melihat satu benda yang sangat besar, seolah-olah lebih besar dari langit dan bumi.

Rombongan 7
Rombongan Iblis yang ketujuh ini Iblis terdiri dari 72 barisan sebab menjadi 72 barisan ialah kerana dia menepati Iktikad Muhammad SAW bahawa umat Muhammad akan terbahagi kepada 73 puak (barisan). Satu puak sahaja yang benar (ahli sunnah waljamaah) 72 lagi masuk ke neraka kerana sesat. Ketahuilah bahawa Iblis itu akan mengacau dan mengganggu anak Adam dengan 72 macam yang setiap satu berlain di dalam waktu manusia sakaratul maut. Oleh itu hendaklah kita mengajarkan kepada orang yang hampir meninggal dunia akan talkin Laa Ilaaha Illallah untuk menyelamatkan dirinya dari gangguan Iblis dan syaitan yang akan berusaha bersungguh-sungguh mengacau orang yang sedang dalam sakaratul maut. Bersesuaian dengan sebuah hadith yang bermaksud: “Ajarkan oleh kamu (orang yang masih hidup) kepada orang yang hampir mati itu: Laa Ilaaha Illallah.”

*SUMBER :http://jaipk.perak.gov.my

Sabtu, 3 Oktober 2009

Pesan Dari Alam Barzakh



Diceritakan bahawa ada seorang perempuan ahli ibadah yang sudah mencapai tingkat tinggi. Entah siapa nama sebenar, tapi orang ramai biasa memanggilnya Bahiyah. Dia sangat istiqamah dan rajin mengerjakan ibadah sama ada yang sunat apalagi yang wajib. Setiap hari sentiasa duduk di tikar sembahyangnya menuggu waktu solat sambil berzikir, membaca Al-Quran ataupun solat sunat.

Apabila merasa ajalnya hampir tiba, dia mengangkat tangannya ke langit dan berdoa: “Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku yang selalu aku kenang! Wahai Tuhan tempatku mengadu! Wahai Tuhan tempatku berpegang di kala hidupku dan dikala matiku! Janganlah Engkau hinaku di saat-saat kematian, dan jangan pula Engkau takutkan aku di dalam kuburku!”

Doa yang selalu diucapkannya penuh khusyuk dan sungguh-sungguh. Tiada berapa lama selepas itu dia pun wafat, meninggalkan dunia yang fana ini menjumpai Tuhan tempatnya berpegang. Anak lelakinya tergolong anak yang soleh. Dia sentiasa berziarah dan mendoakan ibunya yang telah berada di alam baqa’. Setiap malam dan hari jumaat anak yang soleh itu pergi ke kubur ibunya dan membacakan ayat-ayat suci Al-Quran, kemudian berdoa memintakan ampun untuk ibunya dan kaum muslimin yang lain.

Pada suatu malam, si anak bermimpi berjumpa dengan ibunya yang telah meninggal itu.

“Wahai ibu! Bagaimana keadaanmu?” tanya si anak setelah memberi salam.

“Wahai anakku! Ketahuilah sesungguhnya mati itu merupakan suatu dugaan, kedukaan, dan kesengsaraan yang amat dahsyat. Alhamdulillah, keadaanku di alam barzakh dalam keadaan baik. Dibentangkan permaidani yang sangat wangi untukku. Ia dibuat daripada sundus dan istabarak. Hal ini berterusan sehingga hari kiamat."

“Wahai ibuku! Adakah sesuatu pesanan untukku?” tanya anak yang bermimpi. Ibunya menjawab bahawa dia mengharapkan agar anaknya tetap meneruskan amalan yang telah dilakukannya selama ini, yakni berziarah ke kuburnya, membacakan ayat-ayat suci Al-Quran dan berdoa untuknya. Katanya, kunjungan anaknya setiap malam dan hari Jumaat ke kuburnya sangat menyenangkan.

Sebaik saja anaknya datang, akan terdengar suara memanggil: “Wahai Bahiyah! Ini anakmu datang. Berbahagialah engkau dengan kedatangannya itu!” Katanya pula, bukan saja dirinya yang berbahagia, tapi ahli-ahli kubur lain yang berjiran dengannya juga ikut gembira dan menerima manfaat. Mimpi anak soleh itu terhenti sampai di situ kerana dia terjaga dari tidurnya. Selepas bermimipi demikian, dia tetap meneruskan amalannya, yakni berziarah kubur pada malam dan hari Jumaat sambil membaca Al-Quran dan berdoa untuk ahli kubur.

Pada suatu malam, dia bermimpi lagi. Dalam mimpinya itu, dia melihat sekumpulan manusia ahli kubur dalam jumlah yang ramai datang menghampirinya. “Siapa kalian ini? Dan apa pula hajatmu datang ke sini?” tanya anak soleh.

“Kami adalah ahli-ahli kubur, datang untuk mengucapkan ribuan terima kasih kepadamu. Kami minta agar engkau tidak putus-putus membacakan ayat-ayat suci Al-Quran dan berdoa untuk para ahli kubur.” jawab mereka. Sejak itu, anak soleh itu bertambah rajin lagi berziarah kubur setiap malam dan hari Jumaat, dan dia membacakan ayat-ayat Al-Quran dan berdoa untuk ahli kubur sekadar yang dia mampu. Radiallahu anhum.

* Semoga kisah wali Allah ini menjadi pedoman untuk kita. Bagi yang ibubapanya sudah kembali ke rahmatullah, sama-samalah berdoa untuk mereka. Tidak lupa juga kepada para ahli kubur yang lain. Bagi yang ibubapanya masih berada di sisi, berdoalah keampunan dan kesejahteraan hidup untuk mereka dan tidak lupa juga kepada muslimin dan muslimat sama ada yang masih hidup ataupun meninggal dunia*

Wallahua’lam..

*Sumber : www.iluvislam.com
dihantar oleh : chOcoluVe
editor : IskethaykaL

Jumaat, 2 Oktober 2009

7 Penyakit Hati


Rasullullah s.a.w bersabda :

"Sesunggunya didalam diri manusia ada sebuah jasad.
Jika ia baik,akan baik seluruh amal manusia.
Jika ia rosak, akan rosak seluruh amalnya.
Ketahuilah,ia adalah HATI."
(Hadith Riwayat Ahmad)


Hati adalah tempat bersemayam segala perasaan; suka, duka, cinta, benci, marah, buruk sangka, ingin dipuji dan sebagainya. Perasaan-perasaan ini bergolak dan berubah sangat cepat didalam hati. Jika hati dikuasai oleh perasaan positif, amal yang lahir adalah kebaikan. Namun, jika ia dikuasai oleh perasaan negatif, amal yang lahir adalah keburukan.

Tujuh penyakit hati :

1. Membanggakan diri (al-'ujub)
2. Terpedaya dengan perasaan sendiri (al-ghurur)
3. Sombong atau bongkak (al-takabbur)
4. Suka menunjuk-nunjuk (al-riya')
5. Buruk sangka (su' al-zhann)
6. Kikir (al-syuhh)
7. Dendam (al-hiqd)

Rabu, 30 September 2009

Untukku Dan Mereka Yang Bergelar Pemuda

Aku, engkau dan kami adalah aset yang berguna untuk masyarakat, kitalah pemimpin di masa hadapan. Kitalah generasi pengubah dan pendidik masyarakat.

Penuhilah diri kamu dengan ilmu dan akhlak, untuk bekalanmu dalam memimpin generasi masa depan. Maka aku ingin menasihati diriku dan mereka yang sewaktu denganku,

1.Taatilah Allah dan RasulNya dan jauhilah apa yang dilarangnya.

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ” سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله ، إمام عادل وشاب نشأ في عبادة الله ، ورجل قلبه معلق بالمساجد ، ورجلان تحابا في الله اجتمعا عليه وتفرقا عليه ، ورجل دعته امرأة ذات منصب وجمال فقال إني أخاف الله . ورجل تصدق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه ، ورجل ذكر الله خالياً ففاضت عيناه ” متفق عليه

Dari Abu Hurairah r.a. , Nabi SAW bersabda ”Ada tujuh golongan manusia yang akan dilindungi Allah dengan lindungannya pada hari tiada lindungan lain kecuali lindungannya sahaja iaitu :- Pemimpin yang adil, pemuda yang membesar dalam keadaan mengabdikan diri kepada Allah, lelaki yang hatinya terpaut kepada masjid, dua lelaki yang berkasih sayang hanya kerana Allah bertemu dan berpisah hanya keranaNya, seorang lelaki yang digoda oleh seorang perempuan yang mempunyai kedudukan dan kecantikan tetapi lelaki iti menolak dengan berkata sesungguhnya aku takutkan Allah, seorang lelaki yang merahsiakan sedekahnya sehingga tidak diketahui oleh orang lain dan seorang lelaki yang duduk menyendiri munajat kepada Allah lalu mengalirkan air matanya. [Muttafaqun Alaih]

Sabda Rasul Allah SAW yang bermaksud “Sesungguhnya Allah sangat-sangat kagum kepada pemuda/remaja (termasuk pemudi) yang tidak ada (mengalami) keruntuhan akhlak/moral pada dirinya”.(HR. Ahmad & Abu Ya’la).

2. Ambillah segala kesempatan di zaman mudamu ini dengan memenuhi setiap masa lapangmu dengan ilmu.

قال النبي صلى الله عليه وسلم . : إغتنم خمسا قبل خمس : (1) شبابك قبل هرمك . (2) وصحتك قبل سقمك . (3) وغناك قبل فقرك . (4) وفراغك قبل شغلك . (5) وحياتك قبل موتك رواه الحاكم في المستدرك،341،4، من حديث إبن عباس رضي الله عنهما

Sabda Rasulullah yang bermaksud : ”Rebutlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara. Pertama : masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Kedua : masa sihatmu sebelum sakitmu. Ketiga : masa kaya sebelum datangnya masa sempit (miskin)mu. Keempat : masa lapang sebelum tiba masa sibukmu. dan kelima masa hidupmu sebelum tiba masa matimu.” (riwayat al-Hakim dalam Mustadraknya). Hadis Ibnu Abbas r.anh.

3. Jagalah kehormatan dirimu dan jauhilah zina.


يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِيعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وَجَاءٌ». رواه البخاري ومسلم

“Wahai golongan pemuda! Sesiapa di antara kamu yang telah mempunyai keupayaan iaitu zahir dan batin untuk berkahwin, maka hendaklah dia berkahwin,sesungguhnya perkahwinan itu dapat menjaga pandangan mata dan menjaga kehormatan.maka sesiapa yang tidak berkemampuan,hendaklah dia berpuasa kerana puasa itu baginyabenteng nafsu” .(Hadith riwayat Muslim).

Pemuda dan Dakwah Islam.

قال صلى الله عليه وسلم ” أوصيكم بالشباب خيراً. فإنهم أرق أفئدة.. لقد بعثني الله بالحنيفية السمحة.. فحالفني الشباب وخالفني الشيوخ “. رواه البخاري

Rasul Allah saw. bersabda : ”Aku berpesan kepadamu supaya berbuat baik kepada golongan pemuda, sesungguhnya hati mereka paling lembut. Sesungguhnya Allah telah mengutusku membawa agama Hanif ini, lalu para pemuda bergabung denganku dan orang-orang tua menentangku” [Riwayat Bukhari].

Rasul Allah SAW berumur 40 tahun ketika wahyu diturunkan, dan ketika itu umurnya mencapai kesempurnaan pemuda. Begitu juga khulafa yang empat, dan Ali merupakan pemuda yang paling muda antara mereka. Dan disusuli oleh baki 6 pemuda lain yang dijanjikan syurga. Dan baki sahabat-sahabat baginda yang lain.

Duhai pemudaku, mereka ini ialah generasi pertama dalam penyebaran dakwah Islam. Kalian semua mengetahui dari buku-buku sejarah, bahawa dua empayar besar, Rom dan Parsi jatuh menyembah bumi, tunduk pada keadilan Islam di tangan mereka.

Begitu juga dengan Syam, Mesir, Tripoli, Damsyik dan Maghribi, semuanya tunduk di bawah tangan pemuda Islam. Dan dakwah ini tersebar hampir 2/3 dunia meliputi Sepanyol yang terletak di Barat Eropah, sebahagian besar India, Turkistan dan sempadan China di Timur sehingga seorang Khalifah Abbasiyah, Harun Al-Rasyid berkata kepada awan ”Turunlah di mana sahaja kamu mahu, sesungguhnya hasil keluaranmu akan kembali kepada kami“.

Semua ini tidak akan tercapai kecuali dengan keazaman, pengorbanan, jihad dan keinginan untuk syahid para pemuda hasil didikan Rasul SAW.

Ya Allah, sediakan bagi umat ini, para pemuda yang mempunyai keazaman, pengorbanan dan jihad seperti orang-orang yang terdahulu dari kami. Orang-orang yang menjaga ilmu-ilmu warisan Nabi kami, mengembalikan daulah Kami, kemuliaan dan keagungan ummat Kami.

Kita dan pemuda.

Hari ini masjid kita tidak mesra pemuda. Masjid kita meminggirkan orang muda, bahkan kanak-kanak. Masjid kita barangkali hanya untuk orang-orang tua atau dalam ertikata lain ”daun yang bakal layu esok hari“.

Kita tinggalkan anak-anak kita di belakang saf dengan dunia mereka sewaktu kita berjumpa Allah. Malah yang lebih teruk, ada “lebai” yang tinggalkan anaknya di rumah. Si ayah alim dan hebat di masjid, tetapi dalam waktu yang sama lupa pada anaknya di rumah.

Kita sering bicara hal-hal lain, tetapi jarang sekali kita bicara tentang masalah pemuda, tentang keruntuhan akhlak di kalangan pemuda kita. Usahkan berdiskusi tentang masalah pemuda, kita biarkan mereka hanyut dengan dunia mereka dan kita dengan dunia kita sehingga wujud perbezaan ketara antara golongan tua dan muda.

Ada ayah yang menegur anak-anak mereka, tapi mereka ego dengan umur dan pengalaman mereka. Remaja yang menegur golongan tua dikatakan kurang ajar. Golongan muda dan tua tiada bezanya, kecuali umur mereka sahaja.

Remaja berbuat maksiat dapat dosa, dan golongan tua berbuat maksiat juga dapat dosa. Tapi benarkah kita, golongan tua mampu ditegur oleh golongan muda, dan mampu menerima saranan dan cadangan dari orang muda?.

Anda boleh lihat sendiri kehadiran pemuda kita di masjid, di kuliah-kuliah ilmu dan sebagainya. Mari berkawan dengan pemuda kalian. Mari kita bina generasi pewaris dari pemuda kita.

Akhir kata, aku ingin tanya ”ayah-ayah" dan ”golongan tua” yang membaca postku ini.

-Sejauh mana penglibatan anak-anak kalian dalam hidup kalian?
-Berapa kerapkah kalian membincangkan tentang masalah pemuda, berkongsi masalah dan pandangan dengan anak-anak remaja kalian?


Untuk pemuda, mari kita jadi pemuda tua yang tua dari segi ilmu dan pengalamannya menandingi manusia seusia dengannya. Rajin-rajinkan bersama dengan orang-orang tua yang berilmu, untuk kita dapatkan pengalaman mereka dan ilmu mereka.

~Bersama kita bina generasi pewaris~

*sumber : www.iluvislam.com
oleh: pemudatua
Editor: deynarashid

Khamis, 24 September 2009

TEMUDUGA

SEMUA DI KEHENDAKI HADIR TANPA SEBARANG PENGECUALIAN KEKOSONGAN JAWATAN :

a. Ahli Syurga Dari Awal
b. Ahli Neraka Dari Awal
c. Ahli Neraka Sementara Kemudian Akan Dilantik Jadi Ahli Syurga

EMPAT GANJARAN LUMAYAN :
(khas untuk jawatan A ):

1. Nikmat kubur
2. Perlindungan di Padang Mahsyar
3. Kesselamatan meniti titian sirat
4. Syurga yang kekal abadi

TARIKH TEMUDUGA :

Bila-bila masa secara langsung ataupun tidak langsung, bermula dari saat membaca iklan ini.

LOKASI TEMUDUGA :

Di dalam kubur (alam barzakh)

KELAYAKAN :

- Anda tidak perlu bawa sijil
- Anda tidak perlu bawa pingat
- Anda tidak perlu bawa eang atau harta(yang banyak)
- Anda tidak perlu berparas rupa yang cantik, hensem atau berbadan tegap atau seksi

Sila bawa dokumen asal Iman dan Amal.

PANEL/PENEMUDUGA :

Mungkar dan Nakir

ENAM SOALAN BOCOR :

1. Siapa Tuhan anda?
2. Apa Agama anda?
3. Siapa Nabi anda?
4. Apa Kitab anda?
5. Dimana Kiblat anda?
6. Siapa Saudara anda?

CARA MEMOHON :

Anda cuma perlu menunggu penjemput yang berkaliber untuk menjemput anda.
Ia akan menjemput anda pada bila-bila masa saja (mungkin sekejap lagi ).
Ia akan berlembut kepada orang-orang tertentu.
Ia diberi nama Izrail.

TIPS UNTUK BERJAYA DALAM TEMUDUGA TERTUTUP INI :

Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal, yang bermaksud begini :
Sabda Rasullullah s.a.w :

“sesungguhnya apabila jenazah seseorang itu diletakan di dalam kuburnya, sesungguhnyajenazah itu mendengar suara terompah (kasut) orang-orang yang menghantarnya ke pada saat mereka meninggalkan tempat itu. Jika mayat itu seorang muslim,maka solat yang dilakukannya ketika beliau masih hidup di duniaakan diletakan di kepalanya, puasanya diletakan disebelah kanannya, zakatnya diletakkan disebelah kirinya dan amalan kebajikan daripada sedekah, silaturrahim, perkara kebajikan dan ihsan diletakan di hujung kedua kakinya.

Dia kan didatangi malaikat dari aras kepala, maka solat itu berkata kepada malaikat : dari arasku tidak ada jalan masuk.

Kemudian Malaikat berpindah kesebelah kanan, maka puasa berkata kepadanya : dari arasku tidak ada jalan masuk.

Kemudian malaikat berpindah kesebelah kiri, maka zakat berkata kepadanya : dari arasku tidak ada jalan masuk.

Kemudian didatangi dari arah kedua hujung kakinya dan berkatalah amalkebajikan : dibahagian ku tiada jalan masuk.

Maka malaikat berkata kepadanya :

Duduklah kamu. Kepadanya (mayat) memperlihatkan matahari yang sudah mula terbenam,

lalu malaikat bertanya kepada mayat itu :

Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki(Muhammad) yang kamu dahulu sentiasa bercakap tentangnya; dan bagaimana penyaksian kamu kepadanya?

Maka berkata mayat itu :

Tinggalkan aku sebentar, aku hendah sembahyang.

Maka malaikat berkata :

Sesungguhnya engkau akan mengerjakan soalt ( boleh saja solat ) tetapi jawab dahulu apa yang kami tanya ini. Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki(Muhammad) yang kamu dahulu sentiasa bercakap tentangnya; dan bagaimana penyaksian kau kepadanya?

Maka berkata mayat itu :

Laki-laki itu adalah Nabi Muhammad s.a.w dan aku naik saksi bahawa Nabi Muhammad s.a.w itu ialah pensuruh Allah s.w.t yang membawa kebenaran daripada Allah s.w.t.

Maka malaikat berkata kepada mayat itu :

Demikianlah kamu dihidupkan dan begitu juga kamu dimatikan dan dengan demikian juga kamu dibangkitkan semula di akhirat insya’Allah.

Kemudian dibuka baginya satu pintu syurga, maka dikata padanyaitulah tempat kamu dan itulah janji Allah bagi kamu dan kamu akan berada didalamnya. Maka bertambahlah gembira mayat itu. Kemudian dilapangkan kuburnya 70 hasta dan disinari cahaya baginya”

Nampaknya pertahanan kita perlu kuat dari semua aras (kepala ,kanan,kiri dan hujung kaki).

Wallahu-a’lam.
Semoga Berjaya dalam temuduga ini…

Rabu, 16 September 2009

ISLAM SEBAGAI AD-DIN

Allah telah memberi pengakuan bahawa Islam adalah agama yang diredai Nya dan amat sesuai dijadikan panduan dan ikutan kepada manusia.Islam adalah agama yang berbeza dengan agama-agama lain.Islam merupakan al-Din iaitu suatu cara hidup manusia.Apabila Islam itu dinobatkan suatu cara hidup manusia ini bermakna Islam meletakkan beberapa garis panduan dan peraturan hidup dalam memandu kehidupan manusia.Jadi manusia hendaklah mengikuti budaya hidup Islam.

Mana-mana budaya atau cara hidup yang tidak diakui oleh Islam maka cara hidup yang sedemikian adalah batil dan tidak boleh menjamin kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat.Begitu juga dengan adat-adat yang diguna pakai oleh sebilangan masyarakat hari ini.Kalau adat-adat yang diamalkan sejak nenek moyang kita itu menyeleweng dari landasan Islam maka adat-adat tersebut tidak boleh dipakai dan dilarang oleh Islam.

Bila Islam itu dijadikan cara hidup,adakah hidup kita ini mengikut Islam?.Cuba kita renung sejenak,adakah cara kita menguruskan diri kita ,rumahtangga kita mengikut Islam?.Adakah hubungan social kita hari ini berpaksikan Islam?.Ini semua perlu kita kaji balik untuk mendapat jawapan yang baik kerana jika berlaku kepincangan dalam pengurusan kita ini bermakna cara yang kita gunakan adalah salah dan lari daripada kehendak Islam.

Kita sudah nampak mana-mana masyarakat yang ada di dunia hari ini yang tidak meletakkan Islam sebagai cara hidup pastinya akan kucar kacir,porak –peranda,terjerumus dalam kehancuran dan gagal meletakkan manusia dalam kesejahteraan.Oleh yang demikian sebagai muslim mukmin kepada Allah S.W.T,sewajarnyalah menerima cara hidup Islam dalam mengatur corak hidup manusia.

Allah S.W.T telah menegaskan bahawa Dialah telah sempurnakan kepada umat manusia agama Islam sebagai cara hidup manusia.FirmanNya yang berbunyi:

" Hari ini Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu iaitu Islam dan Aku kurniakan nikmat kepada kamu dan Aku reda Islam itu agama kamu.

( Surah al-Maidah ayat : 3)

Sehubungan dengan itu,cara kita menguruskan diri kita, anak-anak kita serta masyarakat dan sebagainya mestilah berjalan sejajar dengan prinsip hidup Islam.Sebagai contohnya,seorang suami yang juga ketua keluarga wajib memelihara ahli keluarga dan mengajar agama Islam dan cara hidup Islam agar kita semua selamat di akhirat nanti sebagaimana firman Allah S.W.T

" Wahai orang –orang yang beriman peliharalah diri kamu dan ahli keluarga kamu dari seksaan api neraka.

( Surah al-Tahrim ayat: 6 )

Dalam pada itu Islam telah memberitahu manusia bahawa suatu hari nanti mereka akan dibangkitkan selepas mati untuk menerima pembalasan dari apa yang mereka lakukan di dunia.Oleh yang demikian Islam telah memberi pengakuan dan jaminan bahawa manusia yang beragama Islam dan beriman dengan segala Rukun Islam dan Rukun Iman akan mendapat nikmat Syurga yang Allah S.W.T janjikan kepada manusia.

Pengikut-pengikut agama lain selain agama Islam tidak mendapat nikmat kebahagian malah mendapat azab seksaan api neraka.Firman Allah.

:" Dan berikanlah khabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal soleh sesungguhnya bagi mereka Syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai………."

( Surah al-Baqarah ayat : 25 )

Justeru itu Allah S.W.T mengutuskan Rasulullah S.A.W dengan bimbingan al-Quran untuk menjadi panduan hidup manusia di mana Allah S.W.T tidak menzalimi manusia dan makhlukNya tetapi manusia sendiri yang menzalimi diri sendiri.

Dalam hubungan sosial kita,Islam meletakkan asas-asas kukuh dalam pergaulan hidup manusia seharian.Batasan-batasan pergaulan antara lelaki dengan perempuan telah digariskan oleh Islam agar manusia tidak melakukan dosa dan melanggar syariat hukum Allah S.W.T.

Sudah jelas kepada kita,sekiranya pergaulan hidup kita dipengaruhi oleh budaya dan cara hidup yang bertentangan dengan Islam contohnya cara hidup barat yang sesat pasti masyarakat yang mengikutnya menjadi macam mereka yang diikuti baik cara berpakaian ,cara bercakap,adab dan tingkahlaku, muamalat ,social dan seumpamanya.

Inilah yang terjadi kepada generasi kita hari ini yang terpengaruh dengan cara hidup barat yang liar yang tidak diharuskan oleh Islam.Masalah gejala social seperti zina,bohsia,budaya lepak ,anak luar nikah,masalah dadah ,arak,judi dan sebagainya adalah berpunca daripada sikap tidak ingin menjadikan Islam sebagai cara hidup serta tiada bimbingan hidup Islam.

Cuba kita lihat corak hidup Islam yang dipraktikkan oleh Baginda S.A.W di Madinah.Apabila masyarakat Madinah pada masa itu hidup dalam lingkungan roh Islam dan menjadikan Islam cara hidup manusia,maka kita dapati masyarakat itu hidup aman damai,mentauhidkan Allah S.W.T,hidup bekerjasama,tidak wujud perkara-perkara yang menyalahi peraturan Islam.Bahkan kalau ada perkara yang mungkar terus ditegah dan dijatuhkan hukuman dengan tujuan mendapat keredaan Allah S.W.T supaya di akhirat kelak mendapat keampunan dan rahmat Allah S.W.T kerana kebahagian yang hakiki ialah hidup manusia di akhirat.

Sebagai agama yang menjadi tunjang asas kehidupan manusia dan yang mencorak kehidupan manusia,Islam telah menyatakan dan menerangkan sesuatu itu sama ada halal atau haram.Ini bertujuan untuk mengelakkan manusia terjerumus dalam kehinaan.Sabda Rasulullah S.A.W

" Sesungguhnya yang halal itu nyata dan haram itu nyata…………."

Kalau dibandingkan dengan ajaran-ajaran agama lain,ternyata jauh berbeza dengan ajaran agama Islam dari segi hukum hakam,soal pergaulan hidup masyarakat.Ajaran agama yang lain tidak menekankan soal halal dan haram.Sebagai contnya,riba,rasuah,pergaulan bebas antara lelaki dan perempuan,soal makan minum dan sebagainya tidak ada undang-undang yang boleh memberi manfaat kepada manusia.Islam menetapkan sesuatu itu halal atau haram kerana Islam ingin menyelamatkan akidah manusia daripada terjerumus ke lembah kehinaan dan dosa yang tidak dapat membawa manusia mencari jalan yang benar.

Jelaslah apa yang disyariatkan oleh Islam adalah semata –mata untuk membawa manusia hidup sejahtera dan kita selalu berdoa siang dan malam untuk kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.Firman Allah S.W.T

" Dan di antara mereka yang berkata, Wahai Tuahanku kurniakanlah kami kebaikkan di dunia dan di akhirat dan lindungilah kami dari seksaan api neraka.

( Surah al- Baqarah ayat:201 )

Cara hidup yang dianjurkan oleh Islam adalah yang terbaik dan terindah yang tiada tolak bandingnya dengan ajaran-ajaran agama lain.Semasa zaman jahiliyyah dahulu, kita dapati masyarakat hidup dengan tiada nilai-nilai murni,tiada kesejahteraan hidup,tiada jaminan untuk mengecap kebahagian, hidup dalam ketakutan,huru hara,maksiat berleluasa dan sebagainya.Kita dapati yang kaya berkuasa,yang miskin dijadikan hamba abdi,yang kuat menindas yang lemah,yang berkuasa membuat kejahatan dibiarkan tetapi yang miskin membuat kejahatan diseksa.Ini berlaku adalah kerana tidak ada panduan hidup yang hakiki dan setiap puak ada undang-undang tersendiri yang boleh dipinda-pinda mengikut hawa nafsu mereka.

Apabila datang agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah S.A.W,Islam mengubah corak hidup manusia kepada cara hidup berasaskan agama Islam yang meletakkan asas akidah kepada Allah S.W.T dan akhlak Islam sebagai pakaian hidup orang Islam.

Islam menyatakan bahawa semua manusia sama sahaja kecuali orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah sebagaimana firmanNya:

" Sesungguhnya yang paling mulia antara kamu di sisi Allah S.W.T ialah yang bertaqwa.

(Surah al-Hujurat ayat:13 )

Islam mengatur hidup manusia dengan penuh bijaksana dan penuh keadilan,mengajar manusia nilai-nilai mulia,mengharamkan penindasan,haramkan maksiat,haramkan syirik kepada Allah S.W.T,menyarankan hidup bersatu padu,tolong menolong dan mewujudkan masyarakat madani yang murni yang mendapat hidayah Allah S.W.T.



*sumber : Buku Islam Agama Yang Indah
oleh Ustaz Mohd Saudi Abdullah

Islam - Agama Yang Indah

Sebaik-baik nikmat kurniaan Allah S.W.T kepada umat manusia ialah Islam.Islam merupakan agama yang mulia dan amat sesuai sekali dengan fitrah semula jadi manusia bagi menjamin kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

Islam pada bahasa ialah selamat,sejahtera,aman dan damai.Manakala pada pengertian syarak ialah menyerahkan diri dengan mengabdikan diri kepada Allah S.W.T semata-mata,tunduk dan patuh kepada segala suruhan Allah S.W.T dan meninggalkan segala larangan Allah.S.W.T.

Daripada pengertian di atas,Islam adalah agama yang diredai Allah S.W.T dan Islam adalah agama yang memandu hidup manusia ke arah kesejahteraan dan keredaan hidup di dunia dan kenikmatan hidup di akhirat sebagaimana firman Allah S.W.T.

" Sesungguhnya agama yang diredai Allah S.W.T ialah agama Islam"

(Surah Al-Imran ayat: 19)

Dalam pada itu juga Allah telah menegaskan bahawa agama-agama lain yang wujud di dunia ini selain daripada agama Islam tidak akan mendapat tempat di sisi Allah.Sesiapa yang menganut atau mempercayai agama selain agama Islam maka dia adalah tergolong dalam orang-orang yang rugi dan di akhirat nanti akan mendapat balasan yang amat buruk sekali iaitu neraka jahanam.

Firman Allah S.W.T yang berbunyi:

" Sesiapa yang mencari agama selain daripada agama Islam maka dia termasuk dalam golongan mereka yang rugi di akhirat nanti"

( Surah Al-Imran ayat: 85 )

Agama-agama lain tidak diterima oleh Allah S.W.T kerana jika diterima,tidak berertilah Allah S.W.T mengutuskan Rasul-rasul untuk mengajar manusia tentang Islam.Jika diterima tidak berertilah Allah S.W.T menjadikan Syurga dan Neraka.Jika diterima tidak bergunalah al-Quran dan al-Hadith.

Islam merupakan agama yang selari dengan fitrah semula jadi manusia dimana setiap insan yang dilahirkan di muka bumi ini telah mengakui Allah S.W.T sebagai Tuhan yang berhak di sembah.Ini adalah selari dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah S.A.W :

" Setiap anak yang dilahirkan adalah suci iaitu dalam keadaan Islam (menyerah diri kepada Allah S.W.T).Maka kedua ibubapanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi."

Islam agama indah yang datang daripada Allah S.W.T .Islam menyeru manusia mengenali Allah S.W.T Tuhan Yang Maha Perkasa,Allah S.W.T yang berhak disembah.Islam mengajak manusia beribadat kepadaNya,membesarkan Allah S.W.T,memuji dan mengagongkan Allah S.W.T kerana Allah S.W.T jualah yang mentadbir hidup manusia dan Allah S.W.T jualah yang meredai Islam sebagai agama umat manusia.

Perlu diingat bahawa Islam bukan sahaja dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W bahkan semua Nabi dan Rasul semenjak Nabi Adam a.s hinggalah Nabi Muhammad S.A.W membawa Islam sebagai pegangan hidup manusia.Para Rasul mendakwah manusia kepada Islam,menerangkan kepada manusia akidah yang betul,meletakkan syariat Islam dan mengajar manusia berakhlak mulia dalam kehidupan.

Sehubungan dengan itu setiap manusia yang mengaku beragama Islam, wajib mempunyai akidah yang betul iaitu akidah Islam dimana kita yakin dan percaya Allah S.W.T Tuhan yang sebenar-benar disembah.Allah S.W.T Tuhan yang mentadbir alam,memberi rezeki kepada manusia dan mempunyai sifat-sifat yang wajib bagiNya.Kemudian Islam menyuruh manusia dengan suruhan yang wajib supaya beramal dengan segala peraturan Islam dan berakhlak dengan akhlak Islam.Ini adalah bagi meletakkan manusia itu berada dalam rahmat dan hidayah Allah S.W.T.



*sumber : Buku Islam Agama Yang Indah
oleh Ustaz Mohd Saudi Abdullah

Sabtu, 12 September 2009

DASAR KEBANGSAAN KITA

Wahai Ikhwanul Muslimin!! Marilah kita dengarkan suara Rabbu al-Izzati yang berkumandang ke seluruh bumi dan langit, yang memberikan inspirasi kepada setiap mukmin dengan harakat-harakat yang agung.

Ketika suara ini terdengar di bumi dan di langit melalui suara Muhammad Al-Amin, ternyata suara tersebut tidak pernah berhenti, kerana suara tersebut adalah kalam abadi:

Maksudnya: "Allah Pelindung orang-orang yang beriman...."

Memang benar. Ini adalah panggilan Allah. Lantarannya kami menyambut dengan sambutan labbaik, dan segala puji hanya bagimu ya Allah! Engkau kekasih kaum beriman, dan Engkaulah Penolong para mujahid yang membela hak-hak kaum tertindas dan terusir dari tempat tinggalnya. Muliakanlah kaum yang berlindung kepadaMu, dan menanglah kaum yang minta pertolongan hanya kepadaMu.

Allah berfirman di dalam KitabNya:

Maksudnya: “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya.

Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa".
Marilah sama-sama kita mendengar suara Al-Qur'an dan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Marilah kita dengarkan:

Maksudnya:"Allah Pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)".

Maksudnya: “Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dialah sebaik-baik penolong”.

Maksudnya: "Sesungguhnya penolong kama hanyalah Allah, RasulNya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)".

Maksudnya : "Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal ”.

Maksudnya : "lngatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak(pula) mereka bersedih hati. Orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa".

Maksudnya : "Yang demikian itu kerana sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan kerana sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada mempunyai perlindungan”.

Tidakkah saudara lihat dalam ayat-ayat yang nyata ini bahawa Allah menisbahkan saudara kepada dirinya, menganugerahkan kepada saudara keistimewaan perlindungannya dan melimpahkan kepada saudara limpahan keagungannya.

Firman Allah:

Maksudnya: Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh AIlah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal”.

Maksudnya : "lngatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa”.

Maksudnya : "Yang demikian itu kerana sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan kerana sesungguhnya orang-orang kafir itu tiada mempunyai perlindungan”.
Tidakkah saudara lihat dalam ayat-ayat yang nyata ini bahawa Allah menisbahkan saudara kepada dirinya, menganugerahkan kepada saudara keistimewaan perlindungannya dan melimpahkan kepada saudara limpahan keagungannya.

Firman Allah:

Maksudnya: "Kekuatan itu hanyalah bagi Allah RasulNya dan bagi orang-orang yang beriman, tetapi orang-orang munafiq itu tidak memahami”.
Dalam Hadith Qudsi RasuluLlah telah bersabda: "Pada hari kiamat kelak Allah berfirman; Wahai anak-anak Adam aku jadikan nasab keturunan, kamu iuga mengadakan nasab keturunan, lantas kamu mengatakan pulan bin pulan, dan aku pula mengatakan; sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu ialah mereka yang bertaqwa. Pada hari ini aku saniung nasabku dan ku rendahkan nasab kamu Saudara, oleh kerana inilah para salihin yang terdahulu lebih suka menghubungkan nasab mereka kepada Allah, mereka melakukan perhubungan mereka dan matalamat amal mereka hanya semata-mata untuk
mencapai nasab yang mulia ini, kerana itu kita dengar mereka berkata kepada sahabat mereka:

"Jangankau seru namaku kecuali dengan "Ya 'Abdullah (hamba Allah) sesungguhnya itulah nama yang paling mulia padaku “.
Begitu juga ketika salah seorang dari mereka ditanya adakah ayahnya dari keturunan Tamim atau Qais,beliau terus menjawab: "Ayahku Islam, tiada yang lain bagiku,
Bila mereka bermegah dengan Tamim dan Qais”.

*Sumber : Kemana Kita Menyeru
Oleh: Imam Hassan Al-Banna

Jumaat, 11 September 2009

KEGIATAN MUSLIM YANG SESUAI DENGAN TUJUAN ISLAM

Demi Allah wahai kekasihku! Apakah benar umat Islam mampu mengerti maksud ini sesuai dengan kehendak Al-Qur'an, sehingga jiwa mereka menjadi luhur? Dengan pengertian tersebut, bererti mereka telah diri dari perhambaan kepada kebendaan diri dari segala bentuk kenikmatan yang berdasarkan hawa nafsu. Begitu pula mereka telah bebas dari kongkongan kelazatan hawa nafsu dan syahwat, mereka menjauhi perkara yang sia-sia dan tujuan-tujuan yang rendah dan hina. Mereka hanya membulatkan haluan kepada Allah yang telah menciptakan bumi dan langit, dan berbakti meninggikan Kalimatullah disamping berjuang di jalanNya mendakwahkan agamaNya serta mempertahankan syari'at agamaNya.

Atau apakah mereka menjadi hamba kepada hawa nafsu, mementingkan diri, tamak dan hanya mengingatkan makanan lazat, kenderaan mewah, keindahan perhiasan, tempat tidur empuk dan wanita cantik, serta kemuliaan pangkat? Atau seperti kata sya’ir :
“Mereka rela meninggalkan prinsip dan lari mencari keuntungan. Mereka berpura-pura berjuang, tetapi kenyataannya kosong ”.

Alangkah benarnya perkataan Rasulullah :

"Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, dan celakalah hamba harta benda dunia".

*Sumber : Kemana Kita Menyeru
Oleh: Imam Hassan Al-Banna

Khamis, 10 September 2009

TUJUAN HIDUP MENURUT ALQURAN

Al-Qur'an sebenarnya telah memberikan penjelasan kepada kita tentang tujuan hidup dan sasaran yang harus dicapai di dalam hidup ini. Dengan tegas Al-Qur'an telah memberikan tanggapan kepada kehidupan manusia yang hanya mementingkan soal makan dan minum (kenikmatan duniawi) sepertimana firman Allah:

Maksudnya: "Dan orang-orang yang kafir itu bersenang- senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka”.
Demikian juga Al-Qur'an memberi penjelasan bagi umat manusia yang sibuk mencintai kebendaan yang fana:

Maksudnya: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, iaitu:

wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (syurga)''.
Al-Qur'an juga menjelaskan perilaku umat manusia yang suka menyebarkan fitnah dan memaparkan kejelekan serta membuat kerosakan di atas muka bumi:

Firman Allah:
Maksudnya: "Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penentang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari mukamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerosakan padanya, dan merosak tanam-tanaman dan binatang ternak dan Allah tidak menyukai kebinasaan ". Itulah antara tujuan yang lumrah dikejar oleh umat manusia di dalam kehidupan di dunia. Semoga Allah membebaskan kaum yang beriman dari perbuatan tersebut itu. Dan semoga Allah menganugerahkan tugas yang lebih mulia dari seluruh perbuatan seperti itu. Yakni tugas memberi petunjuk kepada umat manusia, membimbing kepada kebaikan dan memakmurkan dunia dengan risalah Islam, seperti seruan Allah di dalam kitabNya:

Maksudnya: “Wahai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orangorang
muslim dari dahulu, dan (begitu pala) dalam (Al-Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi ~aksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kama pada tali Allah.

Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong ':
Berdasarkan penjelasan dari ayat di atas, Allah telah memberikan ruang yang begitu luas kepada umat Islam agar membimbing umat manusia ke jalan yang benar. Begitu juga Al-Qur'an memberikan hak menguasai bumi di dalam rangka melaksanakan segala suruhan Allah yang luhur itu. Justeru itu hak kepimpinan dan peradaban di dunia ini mutlak menjadi milik umat Islam, dan bukannya peradaban Barat.

*Sumber : Kemana Kita Menyeru
Oleh: Imam Hassan Al-Banna

Selasa, 8 September 2009

Enam Pegangan

1. Agama hanya akan dapat dirasakan oleh orang yang menegakkan dia dalam dirinya.

2. Bahagia dan sa’adah hanya akan dirasakan oleh orang yang membela keyakinan, kebenaran dan keadilan.

3. Kemenangan dan kejayaan hakiki hanya akan diberikan kepada para pejuang yang rela berkorban, kuat menahankan penderitaan dan kepapaan.

4. Kesabaran dan ketahanan berjuang hanya akan diberikan kepada Mukmin yang mendekatkan dirinya kepada Allah s.w.t.

5. Tegaklah dengan keyakinan dan perjuangan, kerana makna dan guna hidup terletak pada keyakinan dan perjuangan.

6. Belajarlah menfanakan diri guna kepentingan Cita dan Agama.

Inilah perutusanku kepada saudara-saudara para Mujahidin didalam “Ikhwan Muslimin” yang beriman kepada kemuliaan Dakwah mereka, beriman kepada kesucian Fikrah (Falsafah Hidup) mereka, dan sungguh sungguh berazam hendak sehidup dan semati dengan Dakwah serta Fikrah mereka: kepada hanya saudara saudara tertentu inilah sahajalah saya mengemukakan kata-kata yang rengkas ini iaitu kata-kata
yang herupa arahan-arahan (directives) yang mesti ditunaikan bukan mata pelajaran yang dihafadz dibibir mulut. Oleh itu marilah segera kearah “bekerja” wahai saudara saudara Saduqun, dan segala amalan kamu itu akan dibuktikan oleh Allah, RasulNya, dan oleh orang-orang Mukminin, dan kamu sekalian akan dikembalikan kelak kepada Tuhan Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi dan yang nyata lalu
diterangkannya kepada kamu apa-apa yang telah kamu “Kerjakan”.

Sebenarnya: “ini ialah jalanku yang lurus, maka hendaklah kamu mengikutnya dan janganlah kamu mengikut jalan-jalan yang lain kelak dikelincungkannya kamu dan jalan Allah; itulah amanat yang diwasiatkan nya kepada kamu mudah-mudahan kamu terpelihara.”
Adapun selain dan para “Mujahidin” tadi, maka untuk mereka sudah pun ada berbagai-bagai pelajaran, ceramah, kitab, rencana tulisan, tanda lambang, Jabatan, dan masing-masing dengan kesanggupannya, maka berlumba-lumbalah ke arah kebajikan sedang Allah menjanjikan kebaikan kepada setiap pihak.

*Sumber : Usrah & Dakwah
Oleh : Al-Imam Hassan Al-Banna

Ahad, 6 September 2009

Tanggungjawab Muslim...

Allah telah menyimpulkan tanggungjawab seorang muslim dalam beberapa ayat Al Qur'an, setelah itu Allah mengulanginya dalam beberapa ayat yang lain. Ayat yang merangkumi tanggungjawab muslim dalam hidup ini ialah firman Allah:

Maksudnya : “Hai orang- orang yang beriman, ruku'lah, sujudlah, sembahlah tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benamya. Dia telah memilih kamu dan dia tidak menjadikan untukmu suatu kesempitan dalam agama. Agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kamu sekelian orang-orang muslim dari dahulu dan (begitu) pula dalam (Al-Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya
kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Kerana itu dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu, maka dialah sebaik-baik pelindung dan penolong”.

Firman Allah ini amat jelas, tidak mengandungi sebarang kekeliruan dan kesamaran. Demi Allah, dalam firman ini terselit satu kemanisan, padanya terjelma keindahan, terang seperti sinar pagi, jelas seperti cahaya, memenuhi telinga, menusuk ke dalam hati tanpa minta izin. Tidaklah orang Islam mendengarnya sebelum ini? Atau mereka mendenganya tetapi hati mereka terkunci sehingga mereka tidak menyedari dan tidak mengambil pengajaran. Allah memerintahkan orang-orang Islam ruku' dan sujud, memerintah mereka mendirikan sembahyang yang menjadi intipati dari segala ibadat, tiang agama dan lahiriah yang paling nyata. Memerintah mereka supaya menyembah Allah, tidak menyengutukannya dengan sesuatu. Memerintah mereka melakukan
kebajikan sekadar kemampuan mereka.

Sewaktu memerintah mereka melakukan kebajikan, Allah melarang mereka dari kejahatan. Awal-awal kebajikan yang dapat saudara lakukan ialah dengan meninggalkan
kejahatan. Alangkah ringkas dan berertinya. Setelah itu Allah menjamin pula kejayaan, kemenangan dan kelulusan untuk mereka. Inilah tanggungjawab tiap-tiap muslim yang wajib dilakukannya secara bersendiri atau secara berjama'ah.

*Sumber : Kemana Kita Menyeru
Oleh: Imam Hassan Al-Banna

Ya Rasullullah ...

Ya Rasulullah! Entah bagaimana cantik rupa parasmu, kami merinduimu...... menantimu, agar hadir di dalam mimpi kami..........walau seketika.
Ya Rasulullah! Pahit getir perjuanganmu, susah payahmu, luka berdarah di tubuhmu, di Taif, di Uhud............... diasak di dalam Ahzab......... batu bersusun di perutmu, namun jihad tidak pernah padam.
aaaah! masakan kami layak bertemumu di dalam mimpi............... kami bakhil untuk bersolawat ke atasmu, mengaku pejuang Islam, tapi............ banyak takut dari berani, banyak kenyang dari berlapar, banyak tidur dari tahajjud............. Hati bersalut noda dan dosa, jiwa kotor, cakap kotor. Namun, jauh di sudut hati ini, kerinduan ini tak dapat dibendung lagi.

Belajar Ilmu Ikhlas

"Mari ku ajarkan mu tentang ikhlas," kata seorang guru kepada muridnya.

"Nanti saya ambilkan buku dan pena untuk menulisnya."

"Tak payah, bawa sahaja karung guni."

"Karung guni?" soal anak muridnya, seperti tidak percaya.

"Mari kita ke pasar!"


Dalam perjalanan ke pasar mereka berdua melalui jalan yang berbatu-batu.

"Kutip batu-batu yang besar dan masukkan ke dalam guni yang kau bawa itu," kata guru itu memberi arahan.

Tanpa soal, anak muridnya memasukkan batu-batu besar yang mereka temui sepanjang jalan.

"Cukup?"

"Belum, isi sampai penuh karung guni itu. Lebih banyak lebih baik."


Sampai di pasar, mereka berdua tidak membeli apa-apa pun. Gurunya hanya berlegar-legar, melihat-lihat dan kemudiannya mula beredar ke luar.

"Tok guru, kita tidak beli apa-apa kah?"

"Tidak. Bukankah karung guni mu telah penuh?"

"Ya, ya..." kata murid itu sambil memikul guni yang berat itu kelelahan.


"Banyak beli barang," tegur seorang kenalan apabila melihat anak murid itu memikul guni yang berisi penuh dengan batu-batu.

"Wah, tentu mereka berdua ini orang kaya. Banyak sungguh barang yang mereka beli," bisik orang lalu-lalang apabila melihat guru dan anak murid tersebut.

"Agaknya, mereka hendak buat kenduri dengan barang-barang yang banyak itu," kata orang yang lain.


Sampai sahaja di tempat tinggal mereka, murid tadi meletakkan guni yang berisi batu-batu tadi.

"Oh, letih sungguh... apa yang kita nak buat dengan batu-batu ni Tok?"

"Tak buat apa-apa."

"Eh, kalau begitu letih sahajalah saya," balas anak murid.

"Letih memang letih, tapi kamu dah belajar tentang ikhlas..."

"Bagaimana?" tanya anak murid itu kehairanan.


"Kamu dah belajar apa akibatnya tidak ikhlas dalam beramal."

"Dengan memikul batu-batu ini?"

"Ya. Batu-batu itu umpama amalan yang riyak. Tidak ikhlas. Orang memujinya seperti orang-orang di pasar tadi memuji banyaknya barang yang kamu beli. Tapi, kamu sendiri tahu itu bukan barang makanan atau keperluan tetapi hanya batu-batu..."

"Amal yang tidak ikhlas umpama batu-batu ini?"

"Ya, hanya beratnya sahaja yang terpaksa ditanggung. Dipuji orang, tetapi tidak ada nilainya di sisi Allah. Yang kamu dapat, hanya penat..."

"Ya, sekarang saya sudah faham apa akibat jika beramal tetapi tidak ikhlas!" ujar murid itu.

Sekarang dia sudah faham apa akibatnya RIYAK dalam beramal.


Pengajaran:

Ramai manusia tertipu dalam beramal kerana mengharapkan pujian orang. Padahal kata pujian daripada orang-orang itu tidak akan memberi manfaat pun kepadanya pada hari akhirat. Malah, mengharap pujian daripada manusia hanya akan menyebabkan diri terseksa kerana terpaksa hidup dalam keadaan yang bermuka-muka. Rugi benar orang yang tidak ikhlas, terseksa di dunia, terseksa di akhirat.

Sumber : www.iluvislam.com
Oleh: Ustaz Pahrol Mohamad Juoi
Editor:NuurZaffan