Isnin, 21 Disember 2009

4 Racun Hati ... (3)



Nafsu perut adalah termasuk perusak yang amat besar. Nafsu ini pula, yang
menyebabkan Adam dikeluarkan dari Surga. Dari nafsu perut pula, muncul nafsu
kemaluan dan kecenderungan kepada harta benda. Yang akhirnya disusul dengan
berbagai bencana yang banyak. Semua ini berasal dari kebiasaan memenuhi tuntutan
perut.

Sedikit makan itu melembutkan hati, menguatkan daya pikir, serta melemahkan hawa
nafsu dan sifat marah. Sedangkan banyak makan, akan mengakibatkan sebaliknya.

Allah berfirman :

"Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS Al-A'raf: 31)

Dari Miqdam bin Ma'di Karib berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda,

"Janganlah manusia memenuhi sebuah tempat yang lebih buruk dari
perutnya. Cukuplah bagi manusia beberapa suapa (tiga sampai sembilan),
untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak bisa, maka sepertiga
untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk bernafas.(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, shahih)"

Ibnu Abbas berkata,

Allah menghalalkan makan dan minum, selama tidak berlebih-lebihan dan
tidak ada unsur kesombongan.

Berlebihan dalam makan, dapat mengakibatkan banyak hal buruk. Ia menggerakkan
anggota tubuh untuk melakukan maksiat, serta menjadikannya merasa berat untuk taat
dan ibadah. Cukuplah dua hal ini sebagai suatu keburukan.

Dari Utsman bin Za'idah berkata, Sufyan Ats-Tsauri berkirim surat kepadaku:

Apabila engkau ingin badanmu sehat dan ringan tidurmu, maka sedikitkanlah makanmu.

Sebagian salaf berujar,

Sebagian pemuda Bani Israil berta'abud (berpuasa sambil berkhalwat). Bila
telah datang masa berbuka, salah seorang dari mereka berkata, "Jangan
makan banyak-banyak, sehingga minum kalianpun banyak. Lalu tidur kalian
juga banyak, akhirnya kalian banyak merugi."

'Aisyah meriwayatkan, sejak masuk Madinah, keluarga Rasulullah belum pernah merasa
kenyang oleh roti gandum selama tiga hari berturut-turut, sampai beliau wafat. (HR.
Bukhari dan Muslim)

Amir bin Qais berkata,

Berhati-hatilah engkau dari banyak makan. Karena hal itu menyebabkan kerasnya
hati.

Abu Sulaiman Ad-Darimi berkata, "Kunci dunia adalah kenyang, sedangkan kunci
akhirat adalah lapar."

Al-Harits bin Kaladah -salah seorang pakar kedokteran Arab pada masa lalu berkata,

"Menjaga diri dari makanan (melebihi yang diperlukan), merupakan pangkal penyakit.

Al-Harits berkata pula,

Yang membunuh manusia dan membinasakan binatang-binatang buas di dunia ini,
ialah memasukkan makanan di atas makanan sebelum selesai pencernaan.

Ibrahim bin Adham berkata,

Barangsiapa memelihara perutnya, akan terpeliharalah diennya (agamanya). Dan
barangsiapa mampu menguasai rasa laparnya, akan memiliki akhlak yang terpuji.
Sesungguhnya, kemaksiatan kepada Allah itu jauh dari seorang yang lapar dan dekat
dengan seorang yang kenyang.

source* dari http://www.pdf-search-engine.com/tautan-hati-pdf.html
Didownload dari http://www.vbaitullah.or.id
*Disalin dari majalah As-Sunnah 09/VII/1424H hal 21 - 26.